Minggu, 15 Maret 2015

Seperti halnya matahari

Sudah beberapa bulan ini,setiap minggu selalu ku habiskan di rumah. Memang sedikit berbeda dengan biasanya yang selalu kusia siakan. Kali ini aku betul-betul  menikmati indahnya ciptaan Tuhan. Aku memaknai setiap yang terjadi, siang ataupun malam .
Kali ini,aku memandang langit yang cerah dan berawan . Mataku silau dengan keberadaan matahari yang begitu terang. Tapi begitu indah bila melihat awan. Seperti yang ku bilang tadi, aku memaknai segalanya karena ini benar-benar waktu yang sangat ingin ku manfaatkan sebaik mungkin. Aku memaknai matahari yang dikelilingi awan awan indah itu seperti aku. Seorang wanita sunyi yang dikelilingi orang orang yang bahagia yang terlepas dari status "sendiri" . Aku kagum dengan marahari dia sendiri dengan power yang begitu hebat. Tapi dayaku tak sehebat matahari yang selalu memberi kecerahan. Dari situlah aku belajar dari matahari, bahwa sendiri tidak selalu buruk. Sendiri tidak selalu membuatmu terpuruk,dan sendiri tidak selalu membuatmu tidak berguna.
Setiap insan tuhan memang ditakdirkan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Aku yang banyak kekurangan ini,harus bisa menjadi seperti matahari. Aku Sendiri,tapi itu sama sekali tidak masalah bagiku. Yang masalah bagaimana aku harus bisa menjadi seperti matahari. Bukanya aku tidak mau menjadi diriku sendiri, aku hanya wanita sunyi yang ingin mengobati luka hati insan-insan yang bercinta. Aku harus bisa menerangi hati mereka, tidak membuatnya semakin terpuruk. Aku ingin memposisikan diriku sebagai matahri kala aku bersama teman-temanku. Aku tidak ingin meraka menggangap bahwa sendiri itu selalu terkucil, aku inggin mengubah pikiran mereka bahwa sendiri memang perlu. Perlu untuk menikmati semua kekosongan hati,bukan keriuhan hati yang selalu gelisah.
Matahari......Ajari aku untuk selalu sabar, tetap bersemagat,dan ajarai aku untuk selalu berbaik hati pada semua orang.
Andai kita tak sejauh ini,mungkin kita akan saling bercerita tentang bagaimana rasanya menjadi diri kita yang begini.